Pages

Senin, 25 Oktober 2010

PENYIMPANGAN ARTI SEORANG PEMIMPIN

Dari sekian banyak para pemimpin yang mempunyai kharisma dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip kepimpinan yang meraka jalani, ternyata ada juga beberapa “pemimpin” yang menyalahgunakan sebutn pemimpin kepada mereka. Karena mereka menganggap suatu sebutan “pemimpin” itu merupakan suatu jabatan tertinggi, sehingga semua aturan dan perintah mereka harus dilaksanakan, baik yang berkenan maupun tidak berkenan oleh para bawahan. Dari zaman dahulu juga telah ada penyalahgunaan jabatan pemimpin ini. Mungkin kita telah mengetahui, bahwa dulu ada sebuah bentuk pemerintahan yang bersifat aristokrasi dan monarkhi. Bentuk pemerintahan aristokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan yang hanya untuk kaum tertentu saja, dengan kata lain suatu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh beberapa kaum bangsawan saja, dan demi kepentingan kaum golongan mereka (bangsawan) saja, sehingga kaum-kaum masyarakat biasa akan tidak dipedulikan. Sedangkan bentuk pemerintahan monarkhi adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh satu orang demi kepentingan seluruh rakyat. Dari segi kuantitas, memang bentuk kepemimpinan pemerintahan ini terlihat ideal, tetapi dalam pelaksanaannya ternyata sering bersifat tirani (diktator), yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh satu orang demi kepentingan diri sendiri, dan tirani merupakan suatu pemerosotan dari pemerintahan monarkhi.

Hal-hal tadi merupakan suatu contoh bentuk pemerintahan yang menyelewengkan arti sebuah kepepimpinan sebagai sebuah jabatan. Banyak juga dari sekian banyak “pemimpin” yang justru hanya mengharapkan penghormatan (honor) dan pujian (praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati dan tidak mengharapkan suatu honor and praise tadi. Kembali pada hakikat awal, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Seorang pemimpin yang benar-benar tanpa mengharapkan suatu imbalan merupakan pemimpin yang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi. Kemudian, harus seorang pemimpin yang bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan. Dan juga Seorang pemimpin yang harus dapat memecahkan suatu masalah (problem solver). Jujur, pada zaman sekarang ini sudah jarang ada pemimpin yang menganut paham-paham yang benar seperti hal tadi. Para pemimpin yang ada pada zaman sekarang, banyak yang hanya mempedulikan title tanpa mempedulikan kepentingan rakyatnya. Kepentingan rakyat hanya dianggap sebuah komplemen bukan kepentingan yang didahulukan dari title mereka dan suara rakyat hanya dianggap sebuah “SUARA YANG KELUAR DARI DALAM GOA YANG PENUH LUMUT KEBOSANAN”. Dan satu lagi, zaman sekarang perlu pemimpin yang demokratis tapi bertangan besi, khususnya di Negara Republik Indonesia tercinta ini.

KEPEMIMPINAN

Dalam suatu organisasi, pasti ada yang memegang kekuasaan tertinggi, dan biasanya disebut pemimpin. Tapi, tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab atas suatu instansi organisasi yang dia pegang. Dibutuhkan suatu sifat kepemimpinan yang benar dan tegas. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Pada hakikatnya, suatu kepemimpinan itu juga tidak ditentukan oleh pangkat atau pun jabatan semata, tetapi adalah suatu sikap yang muncul dari dalam diri seorang pemimpin itu sendiri dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.

Sebenarnya ada banyak definisi dari kepemimpinan itu sendiri. Beberapa definisinya adalah :

  1. Kepemimpinan --> pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
  1. Kepemimpinan --> sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
  1. Kepemimpinan --> suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
  1. Kepemimpinan --> kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
  1. Kepemimpinan --> suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Mengacu pada definisi-definisi diatas , ternyata banyak yang mengasumsikan kepemimpinan itu sebagai proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi, untuk upaya mencapai suatu tujuan organisasi. Cara alamiah dalam mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan mengaplikasikannya langsung ke dalam praktik. Orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi dan intensitas. Tapi terkadang asumsi ini benar adanya, melihat beberapa pemimpin seperti salah satunya Ir. Soekarno yang memang seorang pemimpin yang bijaksana dan mempunyai kharisma yang tinggi, dan kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada dirinya dan telah dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai seorang pemimpin, harus mempunyai beberapa prinsip yang harus mereka anut.

Karakteristik seorang pemimpin berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal. Maksudnya tidak hanya pendidikan di dalam sekolah saja (internal) tetapi juga diluar sekolah, seperti observasi lingkungan, atau riset. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.

Maka dari itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;

  • Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

  • Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

  • Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
  • Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.


Dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip seperti diatas, niscaya kepemimpinan seorang pemimpin pasti tidak akan diragukan lagi.

Minggu, 24 Oktober 2010

TEORI ORGANISASI

Sebelum membahas tentang teori-teori pada organisasi, seperti telah saya jelaskan mengenai seluk beluk organisasi, prinsip-prinsip organisasi pada postingan saya yang sebelumnya, pada postingan kali ini ada baiknya kita mengetahui lebih dulu mengenai pengertian-pengertian organisasi menurut para pakar. Berikut uraiannya :

  • STONER : organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
  • JAMES D. MOONEY : organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
  • CHESTER I. BERNARD : bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
  • STEPHEN P. ROBBINS : bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
  • ERNEST DALE : organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
  • CYRIL SOFFER : organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
  • KAST & ROSENZWEIG : organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.
  • JOHN D. MILLET : organisasi merupakan suatu kerangka terstuktur dimana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mencapai tujuan bersama.
  • MALINOWSKI : organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas, terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi dan patuh pada peraturan.
Mengacu pada beberapa pengertian-pengertian organisasi menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan secara umum, bahwa organisasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang berkoordinasi secara sadar, masing-masing diberi peran dalam suatu sistem, dan berorientasi pada suatu tujuan. Organisasi merupakan suatu entitas sosial yang dikoordinasikan secara sadar (organisasi formal), tapi ada juga yang secara tidak sadar/dengan unsur ketidaksengajaan terbentuk suatu organisasi (organisasi informal).

Adapun suatu organisasi formal (yang dikoordinasikan secara sadar) memiliki beberapa ciri-ciri seperti berikut :
  • Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
  • Hierarkhi, merupakan ciri paling menonjol dari sebuah organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang. Artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut. Masing-masing anggota sudah didelegasikan sesuai bidang dan kemampuannya. Contohnya, seperti bagan susunan suatu organisasi OSIS, yaitu ada ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, hingga seksi-seksi lain dan humas-humas.
  • Lembaga sosial yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
  • Dikembangkan untuk mencapai tujuan
  • Instrumen sosial yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi

Sekarang, akan saya jelaskan mengenai teori-teori dalam organisasi. Teori organisasi merupakan studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka. Teori organisasi juga merupakan suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Ada 3 macam teori organisasi yaitu :

  • Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisional). Dikembangkan lagi menjadi 3 aliran :
  1. Teori Birokrasi, dikemukakan Max Weber dan merupakan salah satu teori besar dalam perspektif klasik. Prakteknya dapat ditemukan dalam dunia kerja, terutama pada perusahaan di Indonesia.
  2. Teori Administrasi, dikemukakan Henry Fayol (teoris manajemen dari Perancis)
  3. Teori Manajemen Ilmiah, dikemukakan Frederick Winslow Taylor ("bapak manajemen ilmiah" dari Amerika Serikat)
  • Teori Neo Klasik (Teori Hubungan atau Manusiawi) --> Teori yang muncul akibat imbas dari ketidakpuasan akan adanya teori klasik, dan menekankan pada pentingnya aspek psikologis & sosial karyawan.
  • Teori Organisasi Modern --> suatu teori yang muncul karena hasil dari ketidakpuasan 2 teori sebelumnya, yaitu klasik dan neo klasik. Sering kali disebut “analisa sistem” atau “teori terbuka”, yakni perpaduan teori klasik dan neo klasik. Semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan & saling ketergantungan. Bila dibandingkan dengan teori-teori klasik, teori modern mempunyai bidang yang lebih kompleks dan lebih dinamis.