Pages

Rabu, 17 November 2010

PENYALAHGUNAAN DATA DALAM DUNIA MAYA

Dunia maya memang dunia yang mengasyikkan, seakan-akan kita sudah menjadi penduduk dalam dunia maya tersebut. Kita dapat mengetahui semua hal-hal yang baru, semua hal yang sebelumnya kita tidak mengetahuinya, dan semua informasi penting yang kita butuhkan, pasti ada di dunia maya. Dunia maya juga penuh dengan hiburan-hiburan, seperti sarana untuk menonton video, untuk sekedar streaming di internet, game-game online, dan masih banyak lagi. Kita juga bisa mendownload bebas sebuah konten gratis yang disediakan beberapa situs, contoh konten gratis tersebut dapat berupa file-file lagu, file aplikasi game, file-file video, dan file-file dokumen seperti .pdf, .doc dan yang lainnya. Tapi rupanya, dalam dunia maya juga tidak selalu membuat kita nyaman saat kita sedang menjelajah. Ada saja sekelompok orang yang senang melakukan suatu kejahatan dunia maya atau lebih dikenal dengan kejahatan komputer (Cybercrime).

Ada beberapa definisi mengenai kejahatan komputer (Cybercrime) itu sendiri :

  • Forester & Morrison (1994) mendefinisikan kejahatan komputer sebagai suatu aksi kriminal dimana komputer digunakan sebagai senjata utama.
  • Girasa (2002) mendefinisikan cybercrime sebagai aksi kejahatan yang menggunakan teknologi komputer sebagai komponen utama.
  • Tavani (2000) memberikan definisi cybercrime yang lebih menarik, yaitu kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber.


Jika kita menyetujui bahwa definisi cybercrime adalah seperti yang dituliskan oleh Tavani (2000), kita bisa meng-indentitas-kan cybercrime lebih spesifik. Kita juga bisa menempatkan kejahatan-kejahatan dalam beberapa kategori pendekatan yaitu :

  • Cyberpiracy -> penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software atau informasi, dan mendistribusikan informasi atau software tersebut melalui jaringan komputer.
  • Cybertrespass -> penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada sistem komputer sebuah organisasi atau individu, dan menerobos website yang di-protect dengan password misalnya.
  • Cybervandalism -> penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang mengganggu proses transmisi informasi elektronik, bahkan menghancurkan data di komputer.

Kemudian, dalam suatu kejahatan komputer tersebut, pasti ada seseorang yang berperan mendalangi terjadinya cybercrime tersebut. Oleh masyarakat umum, kejahatan komputer biasanya diasosiasikan dengan hacker. Kata ‘hacker’ biasanya sudah menimbulkan stigma negative di kalangan masyarakat umum. Menurut Himanen (2001) hacker adalah seseorang yang senang memprogram dan percaya bahwa berbagi informasi adalah hal yang sangat berharga. Tapi, tidak semua yang bernama “hacker” tersebut berbuat criminal di dunia maya, kita harus berhati-hati membedakan antara hacker sebagai tindakan kriminal yang tidak profesional dengan hacker sebagai tindakan kriminal yang professional. Menurut Parker, cirri tetap dari hacker (tidak seperti kejahatan profesional) adalah tidak dimotivasi oleh materi. Hal tersebut bisa dilihat bahwa hacker menikmati apa yang mereka lakukan. Banyak diantara hacker adalah pegawai sebuah perusahaan yang loyal dan dipercaya oleh perusahaan-nya, dan dia tidak perlu melakukan kejahatan komputer. Para Hacker adalah orang-orang yang tergoda pada lubang-lubang yang terdapat pada sistem komputer, sehingga kesempatan merupakan penyebab utama orang-orang tersebut menjadi ‘penjahat cyber’. Seperti yang sudah saya katakan tadi, kita harus hati-hati membedakan antara hacker dengan cracker. Yang biasanya bertindak lebih merusak, mencuri sebuah database, hingga melakukan tindak anarkis begitu mendapat akses adalah perbuatan dari seorang cracker. Dengan adanya hal seperti itu, muncul istilah whitehat dan blackhat. Adapun whitehat merupakan hacker yang lugu, sedangkan blackhat adalah seorang cracker seperti yang sudah dijelaskan tadi. Jadi, sebenarnya hacker sama sekali berbeda dengan cracker, karena yang sebenarnya mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan lain-lain, adalah cracker. Cracker-lah menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu system, dan yang dinamakan peretas sejati adalah seorang hacker yang sebenarnya tidak suka merusak suatu system.

Dapat disimpulkan, ada kalanya kita harus berhati-hati dan selalu waspada terhadap kejahatan yang dapat terjadi di dunia maya. Seperti pada penjelasan tadi, banyak sekali macam kejahatan di dunia maya (cybercrime) atau yang paling sering kita temui, salah satu bentuk kejahatan komputer tersebut adalah cracking, yang dapat menyebabkan data-data kita di manipulasi oleh seorang cracker yang tidak bertanggung jawab atau disalahgunakan suatu data penting kita untuk hal-hal yang tidak benar, sampai yang paling parah adalah data kita dirusak.

MISS KOMUNIKASI : AKAR PENYEBAB MASALAH


Komunikasi merupakan suatu hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun berkelompok. Komunikasi merupakan bagian dari hidup manusia itu sendiri, dari sejak lahirpun kita sebenarnya sudah berkomunikasi, meskipun tidak secara obrolan melainkan dengan gerak dan tangis yang pertama pada saat dilahirkan, itu sudah termasuk dalam tanda komunikasi. Untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab, diperlukan saling pengertian antar sesama anggota masyarakat. Komunikasi memainkan peranan penting dalam hal ini, dan suatu komunikasi tersebut harus dapat saling dimengerti oleh kedua pihak. Diperlukan suatu komunikasi yang baik antara kedua belah pihak, yaitu salah satunya perlu memerhatikan isi dan nada bicara kita jika sedang berkomunikasi. Pertimbangkan nada bicara kita jika sedang berkomunikasi dengan seseorang, jika nada bicara kita terlalu keras, sang pendengar dapat menangkap maksud lain dari apa yang kita bicarakan tersebut, sehingga dapat berbuah sebuah konflik. Sudah banyak kasus-kasus konflik yang terjadi karena miss komunikasi dan kesalahpahaman. Miss komunikasi merupakan terjadinya kesalahan dalam salah satu proses komunikasi. Banyak sekali kasus konflik yang diawali dengan kesalahan komunikasi ini, contohnya seperti tawuran pelajar. Tawuran pelajar biasanya diawali dengan seorang pelajar yang tengah bercanda dengan dengan anak sekolah lain, tetapi candaannya tersebut ditangkap dengan maksud lain oleh anak sekolah lain itu. Sehingga, dengan “salah tangkap maksud” tersebut dapat terjadi sebuah adu mulut, yang diakhiri dengan tawuran. Kita boleh saja bercanda satu sama lain, tetapi jangan sampai menyinggung atau membuat sang lawan bicara kita itu “salah tangkap” dalam pembicaraan kita tersebut.


Dalam sebuah keluarga juga misalnya, perlu adanya suatu komunikasi yang baik dan perlu adanya keterbukaan antar sesama anggota keluarga, lebih penting untuk pasangan suami-istri. Suami dan istri, perlu menjaga komunikasi yang baik, sang suami perlu menunjukkan sikap keterbukaan kepada sang istri. Dapat diambil contoh sebuah kasus, sang suami yang sering pulang larut malam (sebenarnya karena ada suatu pekerjaan yang harus diselesaikan), dan sang istri yang mudah curiga bertanya-tanya kenapa suaminya pulang sangat larut malam. Kemudian sang istri yang tidak percaya bahwa sang suami pulang larut malam karena alasan pekerjaan, langsung dengan spontan berkata marah-marah kepada sang suami. Sang suami yang karena sudah kelelahan karena pekerjaan di kantornya, tidak terima karena sikap sang istri yang terlalu berlebihan mencurigainya, juga terpancing emosi dan akhirnya timbul suatu konflik. Kejadian tersebut terjadi karena kurangnya komunikasi yang baik, dan juga kurangnya sikap keterbukaan antar suami-istri tersebut. Seharusnya, konflik seperti tadi dapat dicegah apabila ada komunikasi yang benar yaitu sang suami seharusnya juga perlu memberitahu sang istri jika setiap hari ia pulang malam disebabkan suatu pekerjaan kantor yang mengharuskannya untuk pulang malam, jadi sang istri tidak akan gampang curiga jika sang suami bersikap demikian. Dan sang istri, juga seharusnya dapat membicarakannya secara baik-baik, tidak dengan emosi dan tidak gampang curiga kepada sang suami. Jika adanya komunikasi yang baik seperti itu, maka suatu konflik dapat terhindarkan. Dapat disimpulkan, bahwa miss komunikasi atau kesalahan dalam salah satu komunikasi anatara dua pihak atau lebih, dapat menjadi sumber dari masalah yang akhirnya berbuah menjadi konflik. Jadi, jangan sampai salah satu pihak dalam suatu perbincangan (komunikasi) ada yang “salah tangkap” maksud dari pihak yang lain. Tetapi, jika sudah terlanjur terjadi suatu miss komunikasi tersebut, ada baiknya ditelaah lagi secara baik-baik sehingga suatu masalah yang tadinya akan berbuah menjadi konflik, dapat di netralisir dan kembali ke komunikasi yang benar.

Sabtu, 13 November 2010

ORGANISASI INFORMAL

Dapat juga disebut sebagai refleksi dari organisasi formal. Meskipun dalam penerapannya mempunyai perbedaan yang mencolok antara organisasi informal dan yang formal. Perbedaannya meliputi :

· Hubungan-hubungan antar personal -> dalam organisasi formal hubungan antar personal seolah ditentukan, sedangkan pada organisasi informal hubungan antar personal cenderung bebas dan tidak terikat.

· Kepemimpinan -> pada organisasi formal, seorang pemimpin sudah ditetapkan. Sedangkan pada organisasi informal, seorang pemimpin dipilih.

· Pengendalian dan keperilakuan -> pada organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui balas jasa dan hukuman. Sedangkan pada organisasi informal dengan cara pemenuhan kebutuhan

· Ketergantungan -> berdasarkan pengendalian keperilakuan di atas, pada organisasi formal lebih tergantung karena berdasarkan balas jasa dan hukuman, daripada organisasi informal.

· Organisasi informal merupakan agen kontrol sosial, dan pada organisasi formal
biasanya aturan-aturan mengenai kontrol sosial tersebut tidak lengkap atau tidak
diatur.

· Organisasi informal memiliki sistem status dan komunikasi yang khusus, dan
tidak selalu berasal dari sistem formal.


Organisasi informal muncul dari respons terhadap kebutuhan sosial sebagai kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Determinan penting yang memunculkan organisasi informal menurut Scott (1993) adalah lokasi, pekerjaan, kepentingan, dan isu-isu khusus (special issues). Organisasi informal pada struktur organisasi tidak akan terlihat, tapi akan selalu mengikuti keberadaan organisasi formal (karena disebut juga “refleksi organisasi formal”). Organisasi informal ini keberadaannya tidak direncanakan dan terjadi secara tidak sadar tanpa berdasarkan dengan wewenang formal pada struktur organisasi maupun kesepakatan tujuan bersama. Organisasi informal ini terjadi karena adanya komunikasi antar sesama anggota yang dengan cepat menyebarkan informasi melalui desas desus dari mulut ke mulut. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.

Pada umumnya di dalam suatu organisasi formal disamping terdapat kelompok-kelompok formal juga terdapat kelompok-kelompok informal. Menurut jenisnya kelompok informal ini dapat dibedakan ke dalam:

· Horizontal Cliques

Yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang berada pada tingkatan manajemen yang sama dan bekerja dalam bidang yang sama.

· Vertical Cliques

Yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang berada pada tingkatan manajemen yang berbeda-beda, akan tetapi dalam suatu bidang yang sama.

· Random Cliques

Yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai tingkatan manajemen dan yang berasal dari berbagai bidang.


Salah satu contoh mudah dari organisasi informal ini adalah Arisan. Arisan merupakan kelompok orang yang mengumpul uang secara teratur pada tiap-tiap periode tertentu. Setelah uang terkumpul, salah satu dari anggota kelompok akan keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang biasanya dilakukan dengan jalan pengundian, namun ada juga kelompok arisan yang menentukan pemenang dengan perjanjian. Di Indonesia, dalam budaya arisan, setiap kali salah satu anggota memenangkan uang pada pengundian, pemenang tersebut memiliki kewajiban untuk menggelar pertemuan pada periode berikutnya arisan akan diadakan. Arisan beroperasi di luar ekonomi formal sebagai sistem lain untuk menyimpan uang, namun kegiatan ini juga dimaksudkan untuk kegiatan pertemuan yang memiliki unsur "paksa" karena anggota diharuskan membayar dan datang setiap kali undian akan dilaksanakan. Karena hal yang demikian, maka arisan dapat dikategorikan dalam organisasi informal karena bekerja diluar sektor formal (dalam hal ini, ekonomi formal).

Dalam banyak hal, organisasi informal membantu organisasi formal. Sehingga, suatu organisasi formal akan mengalami kendala jika tidak ada organisasi informal. Berdasarkan hal tersebut, maka organisasi informal memiliki manfaat yaitu :

· Sebagai pendukung tujuan organisasi

· Sebagai alat komunikasi tambahan

· Sebagai alat kebutuhan sosial

· Dapat membantu manajer yang kurang mampu

TUGAS 5 : TEORI ORGANISASI UMUM 1

  1. Sebutkan cara penyusunan warkat yang saudara ketahui ?
  2. Untuk jenis warkat wesel, cek, surat pembelian disusun / ditaruh dengan cara apa ?
  3. Apa yang anda ketahui tentang RECORD RETENTION SCHEDULE ?
  4. Apa yang anda ketahui dengan TABULATING ?
JAWABAN

  1. Cara penyusunan papers / warkat antara lain :

· Sistem penyusunan menurut abjad.

· Sistem penyusunan menurut subyek.

· Sistem penyusunan menurut nomor.

· Sistem penyusunan menurut daerah.

· Sistem penyusunan menurut waktu.

  1. Untuk papers jenis wesel, cek dan surat pembelian, biasanya disusun dengan sistem penyusunan menurut nomor.

  1. Record Retention Schedule merupakan suatu kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam rangka proses manajemen, yakni berhubungan dengan penggolongan, pemilihan, distribusi ataupun disposisi dari record untuk menentukan records yang mana yang perlu tetap disimpan untu selama-lamanya serta jenis-jenis records yang mana dan dalam jangka waktu berapa lama pula perlu dimusnahkan karena sudah tidak diperlukan lagi.

  1. Tabulating merupakan suatu pekerjaan mengumpulkan data dan fakta yang sesuai dengan cakupan bidang masin-masing menjadi suatu daftar atau tabel sehingga tidak terjadi pengulangan kata atau kalimat, sehingga bisa memberikan analisa yang rasional, objektif dan menunjukkan logika hubungan antara data, fakta peristiwa dan dampaknya.