Belum lama ini,
terdapat suatu topik yang kembali menjadi perbincangan hangat. Jika kita
mendengar kata Tomcat, untuk sebagian
orang akan berpikir bahwa nama tersebut adalah nama salah satu pesawat tempur
F-14. Namun, apakan yang menjadi perbincangan hangat tersebut adalah mengenai
pesawat tempur ini ? tentu tidak. Topik yang satu ini adalah mengenai seputar
dunia hewan, yaitu serangga. Ya, Tomcat disini adalah serangga. Lebih tepatnya
adalah serangga yang sebenarnya merupakan sahabat bagi para petani karena
membantu mengusir hama wereng yang biasa merusak tanaman-tanaman. Yang menjadi
tempat tinggal Tomcat ini adalah pepohonan atan tempat lembab. Di Indonesia,
Tomcat khususnya banyak ditemukan di Jawa Timur, yaitu Surabaya. Namun,
dikarenakan faktor keseimbangan alam yaitu migrasi wilayah dan cuaca ekstrim
yang juga menjadi munculnya populasi hewan tertentu, dan migrasi yang bisa
melalui hembusan angin jangkauan penyebaran Tomcat ini bisa lebih jauh hingga
puluhan kilometer. Akibatnya, penyebaran Tomcat kini sudah mencapai Jawa
Tengah, Jawa Barat dan di beberapa bagian DKI Jakarta.
Tomcat adalah
serangga yang cukup beracun. Efek dari racun ini bisa sangat menyakitkan di kulit
dan beberapa bagian tubuh manusia. Biarpun efek racun ini tidak mematikan,
tetapi serangannya dapat menimbulkan kecemasan juga di kalangan Masyarakat. Serangga
Tomcat disebut pula Rove Beetle,
“Kumbang Rove” atau “Paederus littoralis” atau lebih dikenali juga dengan nama
daerah Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie di Indonesia, adalah kelompok
utama dari hewan beruas atau Arthropoda yang termasuk dalam keluarga besar
Kumbang Staphylinidae, terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup
pelindung sayap (”sayap berlapis”) yang meninggalkan lebih dari setengah dari
perut mereka terbuka. Dengan lebih dari 46.000 spesies dalam ribuan generasi,
kelompok ini adalah keluarga kedua terbesar kumbang setelah Curculionidae atau
kumbang sebenarnya. Serangga ini adalah termasuk kelompok kuno, dengan fosil
serangga tomcat diketahui dari Jaman Triassic atau pemusnahan Mahluk Hidup di
Bumi, 200 juta tahun lalu. Serangga Paederus saat ini terdapat lebih dari 600
spesies dan distribusi di semua benua kecuali Antartika. Spesies di negara
Amerika Selatan dikenal dengan nama berbeda seperti bicho de Fuego, Pito, Poto
atau podó. Berbagai wabah dermatitis dikaitkan dengan kumbang Paederus telah
dilaporkan di Turki Selatan, Amazone, Afrika Tengah, Okinawa, dan India. Suatu
keluarga kumbang yang besar, terdapat variasi besar di antara spesies.
Karakteristik
khusus serangga Tomcat adalah cara terbang yang tidak seperti serangga lainnya.
Tomcat terbang dengan tubuh yang “berdiri”, tidak menelungkup. Sayapnya pun
tidak menutupi seluruh badannya, berbeda dengan serangga yang biasa kita temui.
Ukuran berkisar antara 1 hingga 35 mm (1,5 inci), dengan sebagian besar di
kisaran 2-8 mm, dan bentuk umumnya memanjang, dengan beberapa serangga tomcat
yang berbentuk bulat telur. Serangga Dewasa Tomcat biasanya panjang 7 sampai
10mm dan lebar 0,5 sampai 1mm. Mereka memiliki kepala hitam, perut bagian
bawah, elytra atau struktur meliputi sayap, dada atau perut berwarna merah.
Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna
gelap. Pada antena kumbang biasanya 11 tersegmentasi dan filiform, dengan
clubbing moderat dalam beberapa generasi kumbang. Hal inilah yang membuat
Masyarakat memberikan nama alias pada serangga ini, yaitu Tomcat dikarenakan
bentuk tubuhnya yang sekilas mirip dengan pesawat tempur Tomcat F-14, ditambah
serangga ini juga memiliki cara terbang yang unik seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya. Biasanya, kumbang ini terlihat merangkak di kawasan sekeliling
dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai
semut. Apabila diganggu kumbang ini akan menaikkan bagian perut supaya
kelihatan seperti kala jengking untuk menakutkan musuh. Klasifikasi
penggolongan dan penamaan ilmiah Tomcat termasuk termasuk dalam kelompok besar
Animalia golongan phylum berjenis arthropoda. Tomcat termasuk klas insecta
berjenis ordo Coleoptera dengan nama famili Staphylinidae san subfamily
Paederinae bergenus Paederus atau Fabricius, 1775.
Tomcat tidak
mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila
bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan
mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, atau
benda-benda lainnya. Meski tak mengigit, serangga ini juga punya cairan racun
yang berbahaya di dalam tubuh (kecuali sayap), toxin hemolim. Cairan hemolim
atau toksin ini disebut sebagai ‘paederin’:(C24 H43 O9 N). Pada jenis serangga
ini cairan yang diduga lebih kuat dari bisa ular kobra. Pembuatan paederin
sebagian besar terbatas dihasilkan oleh serangga betina. Penelitian terkahir
telah menunjukkan bahwa produksi paederin bergantung pada kegiatan sebuah
endosimbion dari spesies Pseudomonas spesies dalam tubuh serangga tersebut.
Paederin adalah zat menyebabkan bengkak hebat, dan menyebabkan reaksi pada
kulit sekitar 24 jam setelah kontak. Bila racunnya mengenai kulit manusia, maka
akan terlihat seperti bekas terbakar lalu mengalami pembengkakan. Untungnya,
racun ini tidak mematikan, tetapi tetap memberikan rasa sakit yang luar biasa.
Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa Tomcat bisa tiba-tiba menyerang
manusia ? seperti yang sudah katakan di awal, bahwa Tomcat ini merupakan
sahabat para petani untuk memberantas hama tanaman seperti hama wereng dan yang
lainnya. Mungkin ada beberapa aktivitas manusia yang membuat serangga ini
terganggu, sehingga serangga ini mengeluarkan semacam self defense mechanism atau pertahanan diri yaitu dengan
mengeluarkan racunnya. Jadi, jika misalkan kita tiba-tiba dihinggapi oleh
Tomcat di bagian kulit tertentu, ada baiknya tidak langsung memukul serangga
tersebut. Karena, justru tindakan reflek memukul itu akan membuat Tomcat
mengeluarkan racunnya yang bisa mengenai kulit kita. Tindakan yang sebaiknya
dilakukan adalah dengan gerakan menyapu dengan tahan atau pelindung apapun,
kita singkirkan Tomcat tersebut pada bagian tubuh kita dengan perlahan, agar
serangga tersebut tidak merasakan ancaman yang membuatnya mengeluarkan
racunnya.
Sumber:
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar