Pages

Rabu, 13 April 2011

DAMPAK KENAIKAN HARGA BAGI KONSUMEN

Jika kita (sebagai masyarakat umum) mendengar sebuah kata “KENAIKAN HARGA” pasti yang akan langsung kita cerna adalah untuk membeli kebutuhan sehari-hari akan semakin bertambah pengeluarannya, atau jika ingin mengirit pengeluaran maka kita akan hanya membeli sedikit porsi dari yang biasa kita beli. Konsumen merupakan mereka-mereka yang membeli barang/jasa di pasar. Tentunya, dampak kenaikan harga juga pasti sangat dirasakan oleh para konsumen, karena sebagai konsumen adalah orang yang langsung membeli ke pasar. Bagi konsumen sendiri, kenaikan harga tentunya akan membuat pengeluaran menjadi bertambah dan akan berpikir dua kali membeli suatu barang tersebut, kecuali jika barang tersebut benar-benar harus dibeli, terpaksa konsumen tersebut membeli dengan sedikit saja, tidak seperti biasanya.

Bagi masyarakat yang kehidupannya mapan/serba tercukupi, mungkin kenaikan harga ini tidak akan terlalu dijadikan momok yang mengkhawatirkan. Tetapi, bagaimana dengan masyarakat yang tingkat menengah kebawah?? Melambungnya harga kebutuhan pokok menyebabkan masyarakat tingkat menengah kebawah ini dihadapkan pada persoalan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi jika pendapatannya tidak mampu mengimbangi kebutuhan yang harus di penuhi. Dampak yang diakibatkan dari kenaikan harga ini sangat luar biasa bagi masyarakat tingkat menengah kebawah, jumlah warga miskin akan bertambah banyak jumlahnya karena semakin banyaknya warga banyak yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Disamping berakibat pada kesulitan dan kesengsaraan untuk memenuhi kebutuhan, juga berakibat pada ketidakmampuan untuk mencapai kualitas hidup dan kesejahteraannya yaitu pemenuhan gizi, kesehatan dan pendidikanya. Bagaimana mungkin mereka mampu memenuhi gizi jika mereka hanya mampu makan sehari sekali tanpa lauk yang memadai. Jangankan telur atau daging, tahu tempe saja tak mampu dibeli lagi olehnya.

Keadaan seperti ini terkadang memaksa mereka untuk memilih mengkonsumsi barang dengan harga yang lebih rendah, bahkan jika barang tersebut adalah barang “kualitas nomor dua”. Tak jarang di televisi kita melihat banyak warga yang kurang mampu ini mengkonsumsi makanan yang sebenarnya sudah tidak layak untuk dikonsumsi, saking karena ketidakmampuan untuk membeli bahan baku makanan (seperti beras, telur, daging, dan lain sebagainya) yang harganya lumayan tinggi pada masa itu. Hal ini seperti tentunya harus menjadi argument bagi pemerintah untuk menindak lanjuti masalah kenaikan harga ini, karena jika tidak, bukan tidak mungkin akan ada aksi protes datang dari mereka yang tak setuju dengan kenaikan harga yang seakan tidak memikirkan kondisi masyarakat yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar