Jika kita berbicara mengenai masalah perekonomian Indonesia saat ini, pasti tidak akan menemui suatu titik terang untuk menyelesaikan masalah yang paling “kusut” di Negara kita ini. Saya akan mengambil satu contoh yang sama kembali, yakni saat masa krisis ekonomi, hutang luar negeri Indonesia, dimana hutang tersebut meningkat sangat drastis dalam hitungan Rupiah, sehingga dalam “catatan hutang” Indonesia menyebabkan daftar hutang semakin bertambah di debet, karena pemerintah Indonesia harus menambah hutang luar negeri yang baru untuk membayar hutang yang lama (habis satu masalah, datang lagi masalah lain), dan kondisi itu akan terus berlanjut jika saja kondisi perekonomian kita masih belum pada posisi yang meyakinkan. Belum lagi jika di akumulasikan “catatan hutang” tersebut pasti akan menghasilkan bunga, dan akan dibayarkan melalui APBN RI, tentunya dengan mencicilnya setiap tahun.
Sabtu, 16 April 2011
DAMPAK PENDAPATAN NASIONAL BAGI LUAR NEGERI
DAMPAK PENDAPATAN NASIONAL BAGI DALAM NEGERI
Pendapatan nasional merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Pendapatan nasional merupakan seluruh barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh suatu Negara. Dalam artian, dengan mengetahui pendapatan nasional suatu Negara dapat diukur pula tingkat kemakmuran rakyatnya. Karena secara konsep apabila suatu Negara sudah dapat menghasilkan barang atau jasa dengan nilai tinggi, maka masyarakat Negara yang bersangkutan dapat dikatakan memiliki kecukupan dalam hidupnya dan bisa dikatakan sebagai Negara yang makmur. Tetapi, jika dalam suatu Negara tersebut masyarakat yang tinggal di dalamnya banyak yang hidup tidak bercukupan, maka kondisi suatu Negara tersebut pasti akan ada yang timpang dalam kondisi perekonomiannya, karena tidak bisanya menghasilkan suatu barang atau jasa yang bernilai tinggi.
Contoh yang paling mudahnya adalah di Negara kita sendiri misalanya, yakni di Indonesia pernah menjadi salah satu Negara dengan pendapatan nasional terendah se-Asia Tenggara, dikarenakan karena peristiwa krismon (krisis moneter) yang pernah melanda Negara ini pada sekitar tahun 1998-an. Tentunya masih lekat pada ingatan kita, bagaimana kondisi saat terjadi krisis yang beritanya cukup mendunia itu. Pada kondisi krismon ini dimana harga-harga kebutuhan pokok merangkak naik, mengakibatkan terjadinya kondisi riot di kalangan masyarakat, dan akibatnya income pun turun dari standarnya sehingga tentunya juga berpengaruh pada pendapatan nasional bagi dalam Negeri. Pada masa itu, kondisi perekonomian Indonesia benar-benar kacau, sehingga mengakibatkan pendapatan nasional menjadi terganggu. Kondisi seperti inilah, dimana data-data pendapatan nasional dari tahun-tahun (waktu ke waktu) sangat diperlukan untuk melakukan sebuah telaah.
Dikarenakan sebagian besar mata pencaharian masyarakat Indonesia adalah bercocok tanam (sehingga Indonesia dijuluki sebagai Negara agraris), maka kehidupan bercocok tanam juga merupakan salah satu sumber pendapatan nasional juga. Contohnya saja, pada waktu ekspor beras dari Indonesia, itu menunjukkan bahwa di sektor agraris Indonesia juga memiliki pengaruh besar pada pendapatan nasional. Dan bagi para TKI misalnya, mereka semua disebut juga sebagai pahlawan devisa, karena juga memberikan kontribusi yang besar terhadap penambahan devisa Negara. Sebenarnya banyak sekali, bidang-bidang yang dapat berpengaruh besar terhadap penambahan devisa Negara. Selain dua contoh tadi, ada lagi di bidang pariwisata (taman observasi, kebun binatang, dll), di bidang industry (ekspor berbagai mesin-mesin pembantu pekerjaan manusia, dll), dan lain sebagainya.
Rabu, 13 April 2011
DAMPAK KENAIKAN HARGA BAGI PEMERINTAH
Pemerintah. Ya, semua yang menetapkan harga sebuah barang itu dapat turun atau malah melonjak naik adalah Pemerintah. Setiap mendengar kenaikan harga, sudah pasti pikiran kita akan ter mind-set kepada Pemerintah. Pemerintah dituntut untuk bijaksana untuk mengambil sebuah keputusan, apalagi jika berkaitan dengan kenaikan harga ini. Jika pemerintah salah ambil langkah perihal kenaikan harga ini, sudah dipastikan beberapa lapisan masyarakat akan menggelar aksi protes yang besar akibat ketidakpuasan dalam keputusan Pemerintah yang memilih untuk menaikkan harga (meskipun di beberapa point, saya sendiri juga tidak setuju dengan adanya kenaikan harga ini karena terkesan salah perhitungan). Pemerintah mengatakan bahwa mereka telah memperhitungkan segalanya, serta memiliki alasan dan pertimbagan khusus untuk menaikkan harga.
Sebagai contoh, ketika kenaikan BBM, tarif dasar listrik dan telepon yang dikeluarkan kebijakannya mulai tahun 2000. Menurut beberapa menteri, keputusan pemerintah ini telah diperhitungkan dengan seksama, baik dampaknya ke masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah melalui beberapa menterinya, menyatakan bahwa tindakan ini di lakukan sesuai dengan Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang bertujuan untuk memajukan taraf kehidupan masyarakat. Pada kenaikan harga BBM yang menjadi hot topic di kala itu, memberikan efek kepada sektor yang lain juga, karena dengan naiknya harga BBM maka akan memicu beberapa harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan umum, kita ambil contoh di sebuah pasar misalnya, jika harga BBM naik maka seperti para pedagang sayuran tentu akan merasa terbebani dengan angkutan yang biasa mereka naiki untuk mengangkut sayuran-sayuran tersebut ke pasar karena dengan naiknya BBM maka harga jasa angkutan tersebut juga akan naik, oleh karena itu tidak ada cara lain, para pedagang sayuran tersebut juga menaikkan harga sayuran yang dijualnya di pasar agar membantu pendapatan mereka.
DAMPAK KENAIKAN HARGA BAGI KONSUMEN
Jika kita (sebagai masyarakat umum) mendengar sebuah kata “KENAIKAN HARGA” pasti yang akan langsung kita cerna adalah untuk membeli kebutuhan sehari-hari akan semakin bertambah pengeluarannya, atau jika ingin mengirit pengeluaran maka kita akan hanya membeli sedikit porsi dari yang biasa kita beli. Konsumen merupakan mereka-mereka yang membeli barang/jasa di pasar. Tentunya, dampak kenaikan harga juga pasti sangat dirasakan oleh para konsumen, karena sebagai konsumen adalah orang yang langsung membeli ke pasar. Bagi konsumen sendiri, kenaikan harga tentunya akan membuat pengeluaran menjadi bertambah dan akan berpikir dua kali membeli suatu barang tersebut, kecuali jika barang tersebut benar-benar harus dibeli, terpaksa konsumen tersebut membeli dengan sedikit saja, tidak seperti biasanya.
Bagi masyarakat yang kehidupannya mapan/serba tercukupi, mungkin kenaikan harga ini tidak akan terlalu dijadikan momok yang mengkhawatirkan. Tetapi, bagaimana dengan masyarakat yang tingkat menengah kebawah?? Melambungnya harga kebutuhan pokok menyebabkan masyarakat tingkat menengah kebawah ini dihadapkan pada persoalan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi jika pendapatannya tidak mampu mengimbangi kebutuhan yang harus di penuhi. Dampak yang diakibatkan dari kenaikan harga ini sangat luar biasa bagi masyarakat tingkat menengah kebawah, jumlah warga miskin akan bertambah banyak jumlahnya karena semakin banyaknya warga banyak yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Disamping berakibat pada kesulitan dan kesengsaraan untuk memenuhi kebutuhan, juga berakibat pada ketidakmampuan untuk mencapai kualitas hidup dan kesejahteraannya yaitu pemenuhan gizi, kesehatan dan pendidikanya. Bagaimana mungkin mereka mampu memenuhi gizi jika mereka hanya mampu makan sehari sekali tanpa lauk yang memadai. Jangankan telur atau daging, tahu tempe saja tak mampu dibeli lagi olehnya.
Keadaan seperti ini terkadang memaksa mereka untuk memilih mengkonsumsi barang dengan harga yang lebih rendah, bahkan jika barang tersebut adalah barang “kualitas nomor dua”. Tak jarang di televisi kita melihat banyak warga yang kurang mampu ini mengkonsumsi makanan yang sebenarnya sudah tidak layak untuk dikonsumsi, saking karena ketidakmampuan untuk membeli bahan baku makanan (seperti beras, telur, daging, dan lain sebagainya) yang harganya lumayan tinggi pada masa itu. Hal ini seperti tentunya harus menjadi argument bagi pemerintah untuk menindak lanjuti masalah kenaikan harga ini, karena jika tidak, bukan tidak mungkin akan ada aksi protes datang dari mereka yang tak setuju dengan kenaikan harga yang seakan tidak memikirkan kondisi masyarakat yang lain.
DAMPAK KENAIKAN HARGA BAGI PRODUSEN
Jika diperhatikan dan dirasakan dari masa lampau sampai sekarang, harga barang-barang dan jasa kebutuhan terasa harganya terus menaik, dan nilai tukar uang selalu turun dibandingkan nilai barang. Ada dua jenis dari kenaikan harga tersebut, kenaikan harga yang sifatnya sementara seperti momen hari raya (tidak terus menerus) dan kenaikan harga dari satu atau dua barang saja (seperti kenaikan harga cabai, BBM, dll). Kenaikan harga ini tentunya akan memberikan dampak bagi semua lapisan yang terlibat didalamnya, seperti contohnya produsen, juga pasti akan terkena imbasnya. Produsen adalah orang/badan yang berfungsi sebagai pihak yang menyediakan/menghasilkan barang/jasa. Contohnya seperti produsen pembuat kerajinan tangan, pembuat sebuah produk untuk masyarakat, dll.
Dampak kenaikan harga bagi produsen ini akan sangat terasa di bidang perusahaan manufaktur, yaitu suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk. Kemudian, yang dibutuhkan untuk produksi tersebut merupakan suatu bahan baku, yang jika di pasaran harga bahan baku tersebut melonjak, maka sudah pasti industry ini akan kesulitan untuk membeli bahan baku yang berkualitas tinggi seperti biasanya. Bisa jadi, bahan baku tersebut dikurangi takarannya dari semula, karena tingginya harga bahan baku yang berkualitas tersebut, dan untuk menutupi kekurangan dari bahan baku yang masih kurang tersebut akan menggunakan bahan baku yang kualitasnya tidak seperti biasanya. Jika seperti itu, maka hasil dari produksi industry manufaktur tersebut tentunya tidak akan seperti biasanya, malah ada kemungkinan kualitasnya akan lain dari biasanya karena tidak terlalu banyak menggunakan bahan baku yang berkualitas tinggi seperti biasanya.